Kau.. seseorang yang mampu membuat jantungku berdetak tak tentu
arah. Hanya kau. Bukan yang lain. Bahkan seseorang yang pernah menjadi
kekasihku pun tak pernah bisa membuatku merasakan hal yang sama saat aku
melihatmu.
Kau.. yang selalu kunanti dan kusebut dalam doaku.
Duniaku seakan tertarik dan sepenuhnya berporos ke arahmu, setiap
kali kedua mata ini menangkap sosokmu dari kejauhan. Aku tidak pernah tahu,
seperti apa rasanya terhipnotis, tapi mungkin rasanya tak jauh berbeda dengan
apa yang kurasakan setiap melihatmu.
Kau sempurna. Kau tampan. Tapi bukan itu yang membuatku jatuh hati.
Sejak dulu aku selalu memerhatikanmu, aku selalu yakin jika kau berbeda dari
anak lelaki seusiamu.
Pernah dulu, saat kau masih sering kumpul dengan teman sebayamu di
teras rumahku yang memang sudah biasa dijadikan tempat jagong anak-anak
muda sekitar rumah, diam-diam aku memerhatikanmu dari dalam rumah. Pura-pura
belajar LKS tepat di samping jendela kaca, yang itu artinya bersebelahan dengan
dirimu yang duduk di balik jendela itu. Kau menjadi satu-satunya lelaki yang
menolak dengan tegas, saat teman-temanmu berperan seperti setan penggoda
menawarimu sebatang rokok filter. Bahkan, kau tidak peduli saat mereka
mengataimu sebagai ‘anak mami’ yang takut merokok, kau hanya tersenyum sambil
berkata, “Tidak apa-apa. Aku memang anak mami.”
Dari dalam rumah aku tersenyum, melihatmu yang santai menanggapi
celotehan mereka dengan sibuk bermain ponsel. Kedua mataku tak pernah bisa
lepas dari setiap inci gerakanmu, bahkan sampai-sampai aku memiliki waktu untuk
memerhatikan caramu memegang ponsel dan memainkan keypad, lalu aku mengikutinya
sampai sekarang. Ini gila, dan konyol! Aku sadar, tapi semua itu terjadi dengan
begitu saja. Sampai saat ini setiap kali aku tersadar dengan caraku memegang
ponsel, seketika aku langsung teringat olehmu.
Seperti penguntit, aku selalu mengepaskan jam berangkat sekolahku
dengan sengaja agar nanti saat tiba melewati rumahmu aku bisa melirikmu yang
sedang memakai sepatu di depan rumah saat mau berangkat sekolah. Setiap melihat
hal itu, aku merasakan dejavu dan kurasa kau terlihat sangat keren saat menekuk
lutut dan memakai sepatu sekolahmu. Lalu setelah itu kau pasti akan berdiri
merapikan celana abu-abumu dan memakai tas serta helm warna silvermu. Semangat
langsung memenuhi ruang dadaku setiap kali aku berhasil melihatmu melakukan hal
itu.
Yeah itulah yang kuarasakan saat itu. Tapi semua itu sudah 4 tahun
berlalu, semua sudah berubah. Kau bukan lagi seorang siswa, bahkan mungkin
sekarang kau juga sudah lulus kuliah, entahlah aku sudah lama tak tahu kabarmu.
Hanya saja yang kutahu, ada satu hal yang masih tak berubah dari beberapa tahun
itu. Aku masih menyukaimu, bahkan kurasa rasa itu kini semakin kuat.
“Meski hanya 0.1% apa aku bisa mendapatkanmu? Bolehkah aku terus
berharap? Bolehkah aku terus yakin jika suatu saat nanti kau akan melihat ke
arahku?”
Kembali, hari ini aku memerhatikan dirimu. Bersembunyi dari balik
kaca jendela yang berhadapan langsung denganmu. aku bersyukur, tempat kerjaku
berada tepat di depan rumahmu.
“Mungkin ini jalanNya, agar aku memiliki kesempatan untuk terus
bisa melihat dan memerhatikannya.” Begitulah pikirku.
Penantianku, akankah terbalas?
END.
Ini.. kudedikasikan untukmu, seseorang yang selama ini membuat jantungku berdetak di atas normal. Kau, motivasiku. Seseorang yang selalu kuperhatikan dari tempatku.
#NulisRandom2015 nulisbuku.com
#NulisRandom2015 nulisbuku.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar