Rabu, 10 Juni 2015

Kau; Yang Selalu Kuperhatikan





Kau.. yang sejak dulu kuperhatikan.
Kau.. seseorang yang mampu membuat jantungku berdetak tak tentu arah. Hanya kau. Bukan yang lain. Bahkan seseorang yang pernah menjadi kekasihku pun tak pernah bisa membuatku merasakan hal yang sama saat aku melihatmu.
Kau.. yang selalu kunanti dan kusebut dalam doaku.
Duniaku seakan tertarik dan sepenuhnya berporos ke arahmu, setiap kali kedua mata ini menangkap sosokmu dari kejauhan. Aku tidak pernah tahu, seperti apa rasanya terhipnotis, tapi mungkin rasanya tak jauh berbeda dengan apa yang kurasakan setiap melihatmu.
Kau sempurna. Kau tampan. Tapi bukan itu yang membuatku jatuh hati. Sejak dulu aku selalu memerhatikanmu, aku selalu yakin jika kau berbeda dari anak lelaki seusiamu.
Pernah dulu, saat kau masih sering kumpul dengan teman sebayamu di teras rumahku yang memang sudah biasa dijadikan tempat jagong anak-anak muda sekitar rumah, diam-diam aku memerhatikanmu dari dalam rumah. Pura-pura belajar LKS tepat di samping jendela kaca, yang itu artinya bersebelahan dengan dirimu yang duduk di balik jendela itu. Kau menjadi satu-satunya lelaki yang menolak dengan tegas, saat teman-temanmu berperan seperti setan penggoda menawarimu sebatang rokok filter. Bahkan, kau tidak peduli saat mereka mengataimu sebagai ‘anak mami’ yang takut merokok, kau hanya tersenyum sambil berkata, “Tidak apa-apa. Aku memang anak mami.”
Dari dalam rumah aku tersenyum, melihatmu yang santai menanggapi celotehan mereka dengan sibuk bermain ponsel. Kedua mataku tak pernah bisa lepas dari setiap inci gerakanmu, bahkan sampai-sampai aku memiliki waktu untuk memerhatikan caramu memegang ponsel dan memainkan keypad, lalu aku mengikutinya sampai sekarang. Ini gila, dan konyol! Aku sadar, tapi semua itu terjadi dengan begitu saja. Sampai saat ini setiap kali aku tersadar dengan caraku memegang ponsel, seketika aku langsung teringat olehmu.
Seperti penguntit, aku selalu mengepaskan jam berangkat sekolahku dengan sengaja agar nanti saat tiba melewati rumahmu aku bisa melirikmu yang sedang memakai sepatu di depan rumah saat mau berangkat sekolah. Setiap melihat hal itu, aku merasakan dejavu dan kurasa kau terlihat sangat keren saat menekuk lutut dan memakai sepatu sekolahmu. Lalu setelah itu kau pasti akan berdiri merapikan celana abu-abumu dan memakai tas serta helm warna silvermu. Semangat langsung memenuhi ruang dadaku setiap kali aku berhasil melihatmu melakukan hal itu.
Yeah itulah yang kuarasakan saat itu. Tapi semua itu sudah 4 tahun berlalu, semua sudah berubah. Kau bukan lagi seorang siswa, bahkan mungkin sekarang kau juga sudah lulus kuliah, entahlah aku sudah lama tak tahu kabarmu. Hanya saja yang kutahu, ada satu hal yang masih tak berubah dari beberapa tahun itu. Aku masih menyukaimu, bahkan kurasa rasa itu kini semakin kuat.
“Meski hanya 0.1% apa aku bisa mendapatkanmu? Bolehkah aku terus berharap? Bolehkah aku terus yakin jika suatu saat nanti kau akan melihat ke arahku?”
Kembali, hari ini aku memerhatikan dirimu. Bersembunyi dari balik kaca jendela yang berhadapan langsung denganmu. aku bersyukur, tempat kerjaku berada tepat di depan rumahmu.
“Mungkin ini jalanNya, agar aku memiliki kesempatan untuk terus bisa melihat dan memerhatikannya.” Begitulah pikirku.
Penantianku, akankah terbalas?
END.


Ini.. kudedikasikan untukmu, seseorang yang selama ini membuat jantungku berdetak di atas normal. Kau, motivasiku. Seseorang yang selalu kuperhatikan dari tempatku. 


#NulisRandom2015 nulisbuku.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar